Peristiwa panic buying dan penyebabnya



Panic buying

        Diawal pandemi COVID-19 yang melanda dunia, banyak terjadinya peristiwa menimbun belajaan dengan jumlah yang banyak dikarenakan panik dimasyarakat, tindakan ini dinamakan Panic buying. Panic buying terjadi ketika konsumen membeli suatu barang dalam jumlah yang tidak masuk akal untuk antipasi atau pasca terjadinya suatu bencana, atau antisipasi kenaikan besar harga atau kehabisan.

        Kondisi psikologis pembeli merupakan penyebab yang paling berpengaruh terhadap peristiwa panic buying ini. Terlebih lagi ditengah wabah virus corona ini, yang menyebabkan rasa cemas akan kehabisan barang seperti masker, hand sanitizer dan sembako dan untuk mengantisipasi kenaikan harga.

        Selain itu, terpengaruh oleh tindakan orang lain juga merupakan penyebab terjadinya panic buying. Terkadang, ketika seseorang melakukan sseuatu kita cenderung ingin melakukannya juga. Kasus ini juga terjadi dalam panic buying, saat salah satu pembeli menimbun barang belanjaannya, pembeli lainnya juga mungkin akan terpengaruh untuk melakukan hal yang sama.

        Tidak hanya itu saja, alasan terjadinya panic buying juga dikarenakan kurangnya pengendaian diri dan keinginan untuk meminamalisir resiko. Bagi pelaku panic buying, dengan membeli banyak barang akan mengurangi kecemasan sementara karena sudah memilki barang – barang yang dapat digunakan dikemudian hari.

        Panic buying memang bukan merupakan suatu hal yang tidak lazim, karena peristiwa ini dapat dijumpai disejumlah Negara. Namun, jika dibiarkan panic buying akan berakibat merugikan tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga orang lain. Oleh karena itu, janganlah terlalu cemas dan panik, tenangkan diri agar kita dapat berpikir rasional saat ingin membeli sesuatu. Buatlah daftar belanjaan, tulislah belanjaan yang sekiranya diperlukan agar terhidar dari membeli barang – barang yang tidak dibutuhkan.

Komentar

Postingan Populer